Peran Ayah dalam Pengasuhan dan Membentuk Peradaban

 


Sabtu, 9 November 2024, Aula Shafa 1 Asrama Haji Al Mabrur Palangka Raya menjadi saksi berlangsungnya acara inspiratif bertajuk Talkshow Keayahan dengan tema "Be Mindful Father for Mindful Generation". Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Harati Nusantara ini mengundang ustaz Heri Rusli Efendi sebagai narasumber utama. Acara ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pentingnya peran ayah dalam keluarga dan masyarakat, serta menguatkan peran ayah sebagai fondasi utama dalam membentuk generasi yang berkualitas.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ketua Yayasan Cahaya Harati Nusantara, Bapak Aris Sutikno. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran ayah dalam memberikan keteladanan dan dukungan emosional bagi anak-anak. Suasana dalam ruangan penuh kehangatan, dengan hiasan meja yang sederhana namun asri. Pada bagian belakang, sebuah banner besar bertuliskan Talkshow Keayahan dan tema kegiatan terpampang, lengkap dengan kutipan dari Al-Quran, QS Luqman: 13, yang mengingatkan akan pentingnya menanamkan nilai tauhid sejak dini dalam diri anak-anak.

Ayah sebagai Teladan Utama

Dalam sesi diskusi, ustaz Heri menekankan bahwa ayah adalah role model pertama bagi anak-anak. Menurutnya, ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuan dan figur yang memberikan contoh bagi anak laki-laki. Al-Quran mencatat 17 dialog antara orang tua dan anak, di mana 14 di antaranya adalah dialog antara ayah dan anak. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran memberikan penekanan besar pada peran ayah dalam pembentukan karakter anak.

Tantangan Fatherless

Fenomena "fatherless" atau ketiadaan figur ayah dalam kehidupan anak menjadi topik utama yang dibahas dalam talkshow ini. Ustaz Heri mengungkapkan bahwa fenomena "fatherless" kini tidak hanya dialami oleh anak-anak yang ditinggalkan karena ayahnya bekerja jauh, tetapi juga oleh anak-anak dari orang tua yang aktif dalam kegiatan sosial dan dakwah. Banyak anak yang merasa kehilangan figur ayah, dan dalam beberapa kasus, mereka bahkan enggan mengikuti jejak dakwah ayahnya karena merasa kurang mendapatkan perhatian di rumah.

Ayah sebagai Penjaga Keutuhan Keluarga

Ustaz Heri mengingatkan bahwa tanggung jawab ayah bukan hanya sebatas menjaga kebutuhan fisik keluarga, tetapi juga memelihara kesejahteraan spiritual mereka. Dengan mengutip surah At-Tahrim ayat 6, ustaz Heri menegaskan bahwa ayah memiliki tanggung jawab besar untuk memelihara keluarganya dari api neraka. Ayah harus berperan sebagai pembimbing spiritual yang senantiasa mengingatkan keluarga akan pentingnya nilai-nilai keimanan.

Pengaruh Ayah terhadap Tumbuh Kembang Anak

Ayah juga memainkan peran kunci dalam mengembangkan keterampilan motorik, stabilitas emosi, dan intelektual anak. Ustaz Heri menjelaskan bahwa ayah adalah sosok utama yang mengajarkan keterampilan dasar, seperti berjalan, berlari, dan berenang. Selain itu, ayah diharapkan menjadi sosok yang serba tahu di hadapan anak-anaknya, yang selalu siap menjawab berbagai pertanyaan dengan sabar dan terbuka. Kedekatan emosional ini akan membentuk anak yang lebih percaya diri dan tangguh.

Bahaya "Outsourcing" dalam Pengasuhan

Ustaz Heri mengkritik praktik "outsourcing" dalam pengasuhan, di mana orang tua sering kali menyerahkan pendidikan agama dan keterampilan dasar kepada pihak ketiga, seperti ustaz atau guru privat. Ia menegaskan bahwa kesempatan mengajarkan nilai-nilai dasar harus diambil langsung oleh orang tua, terutama ayah, agar anak memiliki hubungan emosional yang kuat dengan orang tua. Setiap bacaan Al-Fatihah yang diajarkan oleh orang tua akan menjadi pahala yang mengalir bagi mereka di masa depan.

Menghadapi Tantangan Zaman

Generasi muda saat ini, menurut ustaz Heri, sering disebut sebagai "generasi stroberi"—terlihat cantik dari luar, tetapi mudah rusak. Untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, anak-anak harus dibekali dengan ketangguhan mental dan moral yang kokoh, yang bisa diperoleh melalui keterlibatan ayah dalam pengasuhan sehari-hari.

Komunitas Keayahan untuk Perubahan

Sebagai penutup, talkshow ini mengumumkan inisiatif pembentukan komunitas "Lingkar Ayah Indonesia" yang diharapkan menjadi wadah bagi para ayah di seluruh Indonesia untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman dalam menjalankan peran mereka. Komunitas ini bertujuan untuk membantu para ayah agar lebih hadir dan aktif dalam kehidupan anak-anak mereka, sehingga mereka mampu membentuk generasi yang tangguh dan berkarakter kuat.

Kesimpulan

Acara Talkshow Keayahan ini memberikan inspirasi mendalam bagi semua peserta mengenai pentingnya peran ayah dalam keluarga. Pesan utama dari acara ini adalah bahwa untuk membangun peradaban yang kokoh, peran ayah harus diperkuat dan dilibatkan secara langsung dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Para ayah diajak untuk tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga hadir secara emosional dalam setiap aspek perkembangan anak. Dengan demikian, diharapkan lahir generasi yang tidak hanya tangguh menghadapi tantangan zaman, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang kuat sebagai dasar dalam membangun peradaban masa depan.


Komentar